Iklan

Iklan 970x250

,

Iklan 970x250

Protes Terhadap Presiden Turki, Rasmus Paludan Kembali Bakar Al-quran.

SaberNews
22 Jan 2023, 23:16 WIB Last Updated 2023-01-22T16:16:20Z

Rasmus Paludan. Foto: Instagram/@lawlordofdenmark



Sabernews.net | Swedia - Pemimpin partai sayap kanan Denmark dari kelompok Stram Kurs, Rasmus Paludan, kembali membakar Al-Quran. Kali ini, Paludan membakar Al-Quran saat aksi demo di depan Kedubes Turki di Swedia pada Sabtu (21/1).

Paludan membakar Al-Quran setelah dirinya mendapat izin dari kepolisian Swedia. Paludan belum memberikan tanggapan terkait motif dirinya kembali membakar Al-Quran.

Namun dari izin yang diperolehnya dari kepolisian, ia memprotes tindakan Presiden Turki Tayyip Erdogan yang dinilai mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia. Dalam aksi protes itu, Paludan membakar Al-Quran.

Kementerian Luar Negeri Turki merespons cepat dan mengutuk tindakan Paludan. Mereka memanggil Duta Besar Swedia untuk diminta penjelasan.

"Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap kitab suci kami. Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok kebebasan berekspresi sama sekali tidak dapat diterima," kata Kementerian Luar Negeri Turki.

Sementara Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan, tindakan provokasi Islamofobia sangat mengerikan. Ia tidak bisa membenarkan tindakan yang dilakukan Paludan.

"Swedia memiliki kebebasan berekspresi yang luas, tetapi itu tidak berarti bahwa Pemerintah Swedia, atau saya sendiri, mendukung pendapat yang diungkapkan," kata Billstrom.

Sekretariat Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) juga mengecam aksi pembakaran Al-Quran yang dilakukan Paludan.

Paludan pada 2022 pernah membakar Al-Quran. Kejadian itu terjadi pada Kamis (14/4/2022). Penistaan itu dilakukannya di wilayah berpenduduk mayoritas Muslim di Linkoping.

Kejadian itu memicu 200 demonstran melempar batu kepada polisi yang mendampingi Paludan pada saat pembakaran. Massa lalu membakar kendaraan aparat.

Ini bukan kontroversi pertama yang dimulai Rasmus Paludan. Politisi sayap kanan garis keras itu sudah berulang kali melakukan aksi tak senonoh, yang bahkan membawanya ke dalam penjara.

Selain itu pada 2020, Paludan mengunggah sebuah video di mana ia menunjukkan seorang pria membakar kitab suci Muslim di Rinkeby. Beberapa hari sebelumnya, insiden serupa terjadi di selatan kota Malmo.

"Hari ini, Stram Kurs membakar Al-Quran di lubang kotoran dan ghetto Swedia, Rinkenby," tulis Rasmus Paludan di akun Facebooknya waktu itu. Rinkenby merupakan wilayah di ibu kota Stockholm yang memiliki populasi Muslim yang tinggi

Sebelum membakar Al-Quran di Rinkenby, Paludan telah meminta izin kepada polisi setempat untuk melakukan aksinya. Permintaan itu ditolak, tapi dihiraukan Paludan.

"Banyak penjahat mengatakan bahwa kami tidak bisa melakukan ini. Tapi kami melakukannya," ucap Paludan waktu itu. "Islam adalah agama yang jahat dan primitif, yang tidak memiliki tempat di Denmark, Swedia, atau masyarakat beradab lainnya."

Karena aksi pembakaran di Malmo tersebut, Paludan dilarang masuk ke Swedia selama dua tahun. Namun, ia akhirnya membuat permintaan untuk menjadi warga negara Swedia, dan diterima.


Sumber: kumparan



Iklan 300x250